Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari proses ekstraksi, isolasi atau derivatiasi dari tumbuhan (seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan juga mineral atau sumber alam lain yang penggunaanya sudah sejak zaman dahulu dan relatif aman jika masuk kedalam tubuh. Jenis-jenis pewarna alami yang banyak digunakan dalam industri pangan antara lain ialah zat warna curcumin, riboflavin, karmin, ekstrak cochineal, klorofil,karemel, karbon tanaman, beta-karoten, ekstrak anato, karotenoid, merah bit, dan antosianin. Keuntungan dalam penggunaan pewarna alami adalah tidak adanya efek samping bagi kesehatan. Namun penggunaan zat warna alami bila dibandingkan dengan zat warna sintetic terdapat beberapa kekurangan, yaitu pewarnaan yang lemah, kurang stabil dalam berbagai kondisi, aplikasi tidak terlalu luas dan cenderung lebih mahal. Karena kekurangan yang dimiliki zat warna alami, beberapa produsen memilih untuk menggunakan pewarna sintetik. Zat pewarna ini berasal dari proses sintesis secara kimiawi, yang sebagian besar tidak dapat digunakan sebagai pewarna makanan dikarenakan dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada kesehatan. Pemerintah melalui kementrian kesehatan RI telah menetapkan peraturan terkait jenis pewarna yang diizinkan digunakan pada pangan olahan serta batas maksimum penggunaannya. Hal ini sebagai langkah antisipatif guna melindungi masyarakat dari bahaya keracunan pewarna sintetis. Perturan tentang penggunaan pewarna sintetis tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Tujuan penambahan pewarna sintetis untuk memperindah warna makanan atau mengganti warna natural bahan yang pucat selama pengolahan. Pewarna sintetis dapat pula digunakan pada beberapa jenis makanan untuk menyembunyikan perubahan kualitas makanan seperti pada udang kering, daging sapi, dan ikan. Dampak Kesehatan : Pewarna sintetis yang dikonsumsi secara teratur, dapat diserap melalui dinding mukosa sistim pencernaan dan dapat mengganggu sekresi enzim pencernaan, yang akan menyebabkan anorexia dan pertumbuhan stunt. Target Sampel : Bakso, sosis, daging yang dibumbui, mie, keripik, sambal terasi, ikan, buah dan sayuran yang diawetkan, buah yang disepuh, dll Jumlah Test : 20 test/set LOD (limit of detection) : 20 mg/kg Test Kit :
Penyimpanan : Reagent disimpan pada suhu ruang, hindarkan paparan cahaya secara langsung Self-life : 1 tahun Order Information : |
hubungi kami untuk info lebih lanjut
ke product apllicant engineering kami
kami tidak hanya menjual tetapi memberikan konsultasi gratis afters sales
dan mitra TERBAIK anda dalam menyediakan kebutuhan alat alat uji test kit atau instrument lainnya
kontak person :
Alfathoni ( Hp/WA = 0812 8910 4709 )
email : ms3@purnamalab.com
head office
PT PURNAMA LABORATORY
Pesona Anggrek Harapan Blok E.4 No.1 / E1 No 04 Bekasi Utara 17124
Phone : 021 - 88385761, 0821 2255 5339,
Fax : 021 - 8838 5759
Pin BB : 538914A7 telp/WhatsApp : 0878 8895 8140
Email : admin@purnamalab.com,
Website : www.purnamalab.com